Cari Blog Ini

Menjelajah Untuk Berbagai Pengetahuan

Senin, 21 Juni 2010

Bagaimana Mesir Kuno menciptakan sebuah kalender




Bagaimana Mesir Kuno menciptakan sebuah kalender


Sistem penanggalan telah dikenal oleh umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Umumnya peradaban zaman dahulu menggunakan tanda-tanda benda di langit (matahari, bulan dan bintang) untuk menentukan pergantian musim. Hal tersebut sangat berguna untuk menentukan siklus bercocok tanam, pergi melaut, musim berburu, musim banjir dan lain sebagainya. Sebagaimana penanggalan Mesir kuno juga dikenal dengan penanggalan Qibthi, menggunakan system tahun matahari dengan panjang masa satu tahun = 365 hari (berarti kurang 0,2422 hari dari tahun matahari sesungguhnya), namun berpedoman pada salah satu bintang bersinar sangat masyhur di langit Mesir ketika malam-malam bulan musim panas (summer). Bintang serius (najm as syi'ra al yamaniyah) muncul dibagian timur sekitar tanggal 19 juli dan mulai bersinar di akhir bulan agustus. Kenyataan bahwa kata Arab "syi'raa," yang merupakan padan kata bintang Sirius, muncul hanya di Surat An Najm (yang hanya berarti "bintang") … dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An Najm, 53: 49). Ayat ini secara khusus sangatlah menarik. Sebab, dengan mempertimbangkan ketidakteraturan dalam pergerakan bintang Sirius, yakni bintang paling terang di langit malam hari, sebagai titik awal, para ilmuwan menemukan bahwa ini adalah sebuah bintang ganda. Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong.

Munculnya bintang ini secara bersamaan ditandai dengan datangnya banjir sungai Nil hingga mencapai puncak Delta. Dengan terbanjirinya lahan-lahan bumi Mesir dengan Lumpur-lumpurnya menjadikan bumi Mesir subur. Perhatian bangsa Mesir kuno terhadap bintang dan datangnya banjir tersebut terus mengakar, hingga menjadi pedoman untuk mengetahui masa tahunan, yang berikutnya menjadi penanggalan yang terus digunakan selama berabad-abad. Bangsa ini menetapkan masa satu tahun 365 hari dengan jumlah bulan sebanyak 12 bulan dengan panjang hari seluruhnya sama yaitu 30 hari (30x12=360). Sementara sisa 5 hari ditambahkan dipenghujung tahun, yang disebut hari interkalasi (ayyam an nasyi') yang sekaligus dijadikan hari libur tahunan. Penanggalan ini dimulai bangsa Mesir kuno semenjak 4236 SM.

Sejak tahun 238 SM, Mesir kuno mulai menggunakan aturan tahun kabisat, sekira menjadikan masa satu tahun = 365 hari 1/4 hari. Dengan menjadikan tiap-tiap tahun keempat sebagai tahun kabisat dengan jumlah hari 366, meski penggunaan ini tidak dipatuhi secara konsisten namun terterapkan secara konsisten di masa system penanggalan Julian dan Gregorius.

Ketika Imperium Romawi menguasai Mesir (sekitar tahun 284 M), Mesir kuno mulai menggunakan system kalender Koptik (taqwim qibthi), yang merupan lanjutan dari kalender Mesir kuno yang terus digunakan dan dikenal hingga saat ini, dengan tetap berpedoman pada tahun Matahari dengan panjang masa satu tahun 365 1/4 hari. Jejak lukisan Imperium ini tertempel di dinding arca candi Loxor.

Bagaimana tanggapan anda tentang Indonesia saat ini?